Dosis dan Harga Trilac Tablet
TRILAC Tablet ( Triamcinolone )
Komposisi
Tiap tablet mengandung Triamcinolone 4 mg.Cara Kerja Obat
Glukokortikoid menyebabkan efek-efek metabolik yang besar dan beragam. Sebagai tambahan, glukokortikoid dapat mengubah respon Imun tubuh untuk membalikkan rangsang. Glukokortikoid yang terdapat secara alami (hidrokortison), yang juga mempunyai sifat menahan garam, digunakan sebagai terapi pengganti pada keadaan defisiensi adrenokortikal. Analog-analog sintetisnya digunakan terutama karena efek anti-inflamasinya yang kuat pada kelainan-kelainan berbagai sistem organ. Triamcinolone berbeda dengan glukokortikoid alami karena memiliki efek antiinflamasi dan glukoneogenik yang lebih besar dan sifat penyimpanan garam yang berkurang.Indikasi
Pengobatan untuk kondisi sebagai berikut:
Kelainan Fungsi Endokrin : Insufisiensi adrenokortikal primer atau sekunder (hidrokortison atau kortison) merupakan obat pilihan walaupun analog sintetis dapat dipakai bersamaan dengan mineralokortikoid ketika dapat digunakan; (penambahan mmeralokortikoid sangat penting saat mengobati kondisi ini pada bayi); hiperplasia adrenal kongenital; tiroiditis non supuratif; dan hiperkalsemia yang berkaitan dengan kanker.
Kelainan Fungsi Rematik : Sebagai terapi tambahan untuk pemberian jangka pendek (selang waktu pasien pada serangan akut atau eksaserbasi) pada arthritis psoriatik; arthritis rheumatoid (beberapa kasus mungkin membutuhkan terapi pemeliharaan dosis rendah); ankylostenosynovitis dan arthritis gout akut.
Penyakit Kolagen : Untuk penggunaan selama eksaserbasi atau sebagai terapi pemeliharaan pada beberapa kasus lupus eritematosus sistemik dan rematik karditis akut.
Penyakit Dermatologis : Pemfigus, herpentiformis dermatitis bullous, erythema multiforma parah (sindrom Steven Johnson), dermatitis eksfoliatif, mycosis fungoides dan psoriasis parah.
Keadaan Alergi : Untuk kontrol rhinitis alergi musiman dan tahunan, asma bronkial, dermatitis kontak, dermatitis atopik, penyakit serum, angioedema dan urtikaria ketika parah atau tidak mampu dan sulit untuk diobati dengan percobaan mencukupi dari pengobatan konvensional.
Penyakit Mata : Alergi parah, akut dan kronis dan proses inflamasi yang melibatkan mata dan berkaitan dengan bagian-bagian anatominya, seperti alergi konjungtivitis, keratitis, allergic corneal marginal ulcers, herpes zoster ophtalmicus iritis dan iridocyclitis, chorioretinitis, inflamasi segmen anterior, uveitis posterior panjang dan choroiditis, neuritis optik dan oftalmia simpatetis.
Penyakit Respirasi : Sarkoidosis simtomatik, sindrom Loeffler yang tidak dapat diatasi oleh obat lain, berrylliosis, tuberkulosis paru-paru yang tiba-tiba atau menyebar ketika diberikan bersamaan kemoterapi antituberkulosis yang sesuai, emfisema paru-paru dimana bronkospasma atau edema bronkial memainkan peran yang penting dan fibrosis paru-paru interstisial yang menyebar (sindrom Hamman-Rich).
Kelainan Fungsi Hematologi : Trombositopenia idiopatik dan sekunder pada orang dewasa, anemia hemolitik dari lahir (autoimun), eritroblastopenia (anemia RBC) dan anemia hipoplastik kongenital (erythroid).
Penyakit Neoplastik : Untuk mengurangi leukemia dan limfoma pada orang dewasa dan leukemia akut pada anak-anak.
Keadaan Edematous : Untuk menyebabkan diuresis atau mengurangi proteinuria pada sindrom nefrotik (tipe non-uremik, idopatik atau yang dikarenakan oleh lupus erythematosus) dan bersamaan dengan obat diuretik, untuk memasukkan diuresis dalam gagal jantung kongestif yang tidak bereaksi dengan pengobatan dan pada cirrhosis hati dengan asites yang tidak bereaksi terhadap pengobatan.
Penyakit Gastrointestinal : Untuk jangka waktu pasien melalui periode kritis dari penyakit ulcerative colitis, enteritis regional dan kelainan malabsorbsi.
Lain-lain : Reaksi inflamasi pasca operasi gigi dan meningitis tuberkulosa dengan sumbatan subarachnoid atau sumbatan yang akan terjadi jika digunakan bersamaan dengan kemoterapi antituberkulosa yang cocok.
Dosis dan Cara Pemberian
Dosis awal dari tablet Trilac dapat bervariasi dari 4 - 16 mg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi. Ketika respon memuaskan telah didapat, dosis awal harus dikurangi bertahap sebanyak 2 mg tiap dua atau tiga hari hingga dosis terkecil dicapai yang dapat cukup mempertahankan pasien. Dosis awal harus diatur atau disesuaikan hingga respon memuaskan tercapai. Jika setelah jangka waktu tertentu terdapat kekurangan respon klinis, kortikosteroid harus dihentikan dan pasien dipindahkan ke terapi lain yang cocok. Harus ditekankan bahwa kebutuhan dosis bervariasi dan harus disesuaikan berdasarkan penyakit yang sedang diobati dan respon dari pasien. Untuk bayi dan anak-anak, dosis yang direkomendasikan harus diberikan dengan pertimbangan yang sama daripada ketaatan terhadap rasio yang ditunjukkan oleh umur atau berat badan. Setelah respon yang diinginkan tercapai, dosis pemeliharaan yang sesuai harus ditentukan dengan mengurangi dosis awal obat dalam kenaikan kecil pada interval waktu yang cocok limgga dosis paling rendah yang akan mempertahankan respon klinik yang cukup dapat tercapai.
Harus terus diingat bahwa pengawasan secara terus menerus diperlukan berhubungan dengan dosis obat, Situasi-situasi yang mungkin membutuhkan penyesuaian dosis antara lain perubahan-perubahan status Klinis sekunder terhadap remisi atau eksaserbasi pada proses penyakit, respon individual penderita terhadap obat dan keadaan penderita yang berhubungan dengan tingkat stress yang tidak berhubungan langsung dengan penyakitnya. Pada situasi yang terakhir ini mungkin perlu untuk menaikkan dosis triamcinolone selama jangka waktu tertentu yang Konsisten dengan kondisi pasien. Jika pengobatan ingin dihentikan setelah terapi jangka panjang, lebih dianjurkan untuk menghentikannya secara perlahan-lahan dan bertahap daripada secara mendadak.
Terapi hormon adalah tambahan dan bukan pengganti terapi konvensional. Untuk memindahkan pasien dari kortikosteroid lain:
Substitusikan Trilac 4 mg pada permulaan dengan kortison 25 mg, hidrokortison 20 mg, prednison 5 mg, prednisolon 5 mg, metilprednisolon 4 mg, deksametason 0,75 mg, betametason 0,6 mg dan parametason 2 mg. Kemudian dosis harus disesuaikan dengan respon individual.
Peringatan
Ketika penderita yang menerima terapi kortikosteroid dihadapkan pada situasi penuh tekanan yang tidak seperti biasanya, peningkatan dosis dari
Kortikosteroid
aksi-cepat diindikasikan sebelum, selama dan setelah situasi stress tersebut.
Kortikosteroid
mungkin dapat menutupi beberapa gejala infeksi dan infeksi baru mungkin timbul selama masa penggunaannya. Mungkin terdapat pengurangan resistensi dan ketidakmampuan untuk melokalisir infeksi ketika
kortikosteroid
dipergunakan. Jika suatu infeksi terjadi selama masa terapi dengan
kortikosteroid
, maka infeksi tersebut harus segera dikontrol dengan terapi antimikroba yang sesuai. Penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan katarak subkapsular posterior, glaukoma dengan kemungkinan kerusakan pada syaraf-syaraf optik dan dapat memperbesar kemungkinan infeksi okular sekunder yang disebabkan oleh jamur atau virus.
Penggunaan triamcinolone pada penderita dengan tuberkulosis aktif harus dibatasi pada kasus-kasus serangan tuberkulosis cepat atau tersebar dimana kortikosteroid digunakan untak pengaturan penyakit bersamaan dengan obat-obatan tuberkulosis. Jika
kortikosteroid
diindikasikan pada penderita dengan tuberkulosis laten atau reaktivitas tuberkulin, diperlukan pengawasan yang ketat karena dapat terjadi reaktivasi penyakit. Selama masa terapi
kortikosteroid
yang diperpanjang, penderita-penderita ini harus menjalani kemoprofilaksis.
Steroid harus digunakan secara hati-hati pada pasien usia lanjut.
Perhatian
Sama seperti semua kortikosteroid , pasien harus diamati akan kenaikan berat badan, edema, hipertensi dan ekskresi kalium berlebih begitu juga, tanda-tanda jelas dari efek merugikan steroid adrenokortikal. Masukan protein bebas itu penting selama terapi yang diperpanjang.
Kekurangan adrenokortikal sekunder yang disebabkan oleh obat-obatan dapat diminimalisasi dengan pengurangan bertahap dari dosis obat. Tipe kekurangan relatif ini dapat bertahan selama beberapa bulan setelah penghentian terapi; oleh karenanya, pada situasi stress apa pun (misalnya trauma, pembedahan atau sakit parah) yang terjadi selama periode tersebut, terapi hormon harus diadakan. Karena sekresi mineralokortikoid rusak, garam dan/atau mineralokortikoid harus diberikan bersamaan. Terdapat efek kortikosteroid yang lebih nyata pada penderita dengan kondisi hipotiroid dan sirosis.
Kortikosteroid harus digunakan dengan hati-hati pada penderita dengan herpes simplex okular karena kemungkinan adanya perforasi korneal. Dosis terendah yang mungkin dari kortikosteroid harus digunakan untuk mengontrol kondisi yang tengah ditangani. Pengurangan secara bertahap pada dosis harus dilakukan jika memungkinkan.
Keanehan psikis mungkin terjadi pada pemakaian kortikosteroid. Kondisi-kondisi ini dapat berkisar antara euforia, insomnia, naik-turunnya mood, perubahan kepribadian dan depresi parah hingga manifestasi psikotis langsung. Ketidakstabilan emosional atau kecenderungan psikotis yang telah ada juga dapat diperburuk dengan pemberian kortikosteroid.
Aspirin harus digunakan dengan berhati-hati bersamaan dengan kortikosteroid pada penderita dengan hipoprotrombinemia.
Kortikosteroid harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan kondisi kolitis ulseratif non-spesifik jika terdapat kemungkinan adanya perforasi, abses atau infeksi piogenik lainnya. Kortikosteroid juga harus digunakan dengan hati-hati pada penderita dengan divertikulitis, anastomoses intestinal yang baru, ulkus peptikum yang aktif dan laten, insufisiensi ginjal, hipertensi, osteoporosis, glomerulonefritis akut, vaksinia, cacar air, eksantema, sindrom Cushing, infeksi yang resisten terhadap antibiotik, diabetes mellitus, gagal jantung kongestif, nefritis kronis, kecenderungan tromboembolitik, tromboflebitis, kelainan-kelainan konvulsif, karsinoma metastatik dan miastenia gravis.
Pertumbuhan dan perkembangan balita dan anak-anak pada terapi kortikosteroid jangka panjang harus diawasi dengan ketat.
Ketidakteraturan menstruasi dapat terjadi dan kemungkinan ini harus diinformasikan kepada pasien wanita pasca menarse.
Triamcinolone, seperti glukokortikoid lain, dapat memperparah diabetes sehingga dosis insulin atau obat hipoglikemik yang lebih tinggi diperlukan. Triamcinolone dapat pula menimbulkan diabetes mellitus laten yang cepat. Pengawasan berlanjut terhadap pasien setelah penghentian terapi kotikosteroid adalah penting karena dapat terjadi kemungkinan tiba-tiba munculnya kembali manifestasi parah dari penyakit pada pasien yang telah dirawat.
Penggunaan pada wanita hamil dan menyusui : Karena studi penggunaan kortikosteroid pada reproduksi manusia belum pernah dilakukan, maka kegunaan obat-obat ini pada ibu hamil, ibu menyusui atau wanita dengan potensi melahirkan memerlukan kemungkinan keuntungan obat melebihi kerugiannya bagi ibu dan embrio, janin atau bayi menyusui. Bayi yang lahir dari ibu yang telah menerima dosis kortikosteroid penting selama kehamilan harus diawasi secara ketat untuk tanda-tanda hipoadrenalisme. Kortikosteroid diekskresikan dalam jumlah kecil ASI dan bayi yang ibunya menerima dosis farmakologi steroid harus diamati tanda-tanda supresi adrenal.
Efek Samping
Pasien harus diamati dengan ketat akan timbulnya efek samping yang dapat berhubungan dengan terapi kortikosteroid.
Gangguan Cairan dan Elektrolit :
Retensi natrium, retensi cairan, gagal jantung kongestif pada pasien yang sensitif, kehilangan kalium, aritmia jantung atau perubahan-perubahan ECG dikarenakan defisiensi kalium, alkalosis hipokalemik dan hipertensi.
Muskuloskeletal :
Lemah otot, lelah, miopati steroid, kehilangan massa otot, osteoporosis, patah tulang kompresi vertebra, penyembuhan yang lama pada kasus patah tulang, nekrosis aseptik pada kepala femoral dan humeral, patah tulang patologik dari tulang-tulang panjang dan patah tulang spontan.
Sistem pencernaan :
Ulkus peptikum dengan kemungkinan perforasi lanjutan dan perdarahan, pankreatitis, distensi abdominal dan esofagitis ulseratif.
Dermatologis :
Penyembuhan luka yang lama, kulit tipis dan rapuh, petechia dan ecchymosis, eritema wajah, keringat berlebihan, purpura, striae, hirsutisme, timbul bentuk-bentuk seperti jerawat, lesi yang menyerupai lesi lupus eritematosus dan reaksi minim terhadap uji pada kulit.
Neurologis :
Konvulsi, peningkatan tekanan intrakranial dengan papiloedema (pseudotumor serebri) biasanya sehabis pemberian, vertigo, sakit kepala, neuritis atau parestesia dan kondisi psikiatris yang telah terdapat sebelum pemberian menjadi lebih parah.
Endokrin :
Menstruasi tidak teratur, perkembangan tahap Cushingoid, penekanan laju pertumbuhan pada anak-anak, adrenokortikal sekunder dan pituitari yang tidak responsif terutama pada masa stress (misalnya trauma, pembedahan atau sakit); menurunnya toleransi karbohidrat, manifestasi diabetes mellitus laten dan meningkatnya kebutuhan insulin atau bahan-bahan hipoglikemik oral pada kasus diabetes.
Oftalmik :
Katarak subkapsular posterior, meningkatnya tekanan intra-okular, glaukoma dan eksoftalmos.
Metabolik :
Hiperglikemia, glikosuria dan tidak seimbangnya kadar nitrogen akibat katabolisme dari protein.
Lainnya :
Angiitis nekrosis, tromboflebitis, tromboemboli, memperburuk atau menutupi gejala infeksi, insomnia, terjadinya sinkop dan reaksi-reaksi anafilaktoid. Hipersensitivitas meliputi anafilaksis pernah dilaporkan. Leukositosis dan leukopenia, thromboembolisme, vertigo, flushing pada wajah, lelah dan mual adalah kemungkinan yang jarang.
Kontra Indikasi
- Wanita hamil.
- Pasien AIDS/ pasien terinfeksi HIV.
- Pasien penyakit jantung, hipertensi, gagal ginjal parah, cacar air, campak, esofagitis, gastritis, tukak lambung, diabetes.
Interaksi Obat
- Antidiabetes oral dan insulin dengan triamcinolone meningkatkan konsentrasi gula darah.
- Glikosida jantung.
- Diuretik: mengurangi efek obat diuretik.
- Induser enzim hati: mengurangi efek kortikosteroid.
- Obat atau makanan mengandung natrium: edema dan kenaikan tekanan darah.
Kemasan dan Kisaran Harga
Dus, 3 strip @ 10 tablet
No. Reg. : DKL0633516710A1
Harga Per Strip Rp. 38.500
Penyimpanan
Simpan pada suhu kamar (dibawah 30°C). Terlindung dari cahaya.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Diproduksi oleh :
NOVELL PHARMACEUTICALS LABORATORIES
BOGOR - INDONESIA